Memperingati kasus 10 November.AMP Solo menuntut kemerdekaan Papua
Imppas news. Dalam rangka memperingati hari pahlawan bangsa papua ,yaitu tanggal,10 November yakni bertepatan dengan kematian sadis bapak DORHEYS HIYO ELUAY 'oleh kopasus di Skailand Jayapura.Puluhan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kota surakrta,melakukan demonstrasi di bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah,
Sabtu (9/11). Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kota surakrta, tersebut
ngotot untuk membawa atribut bintang kejora dalam demonstrasi itu.namun 6 atribut bersimbol bintang kejora disita oleh aparat keamanan.
Seblumnya sempat terjadi ketegangan antara peserta aksi dan aparat kepolisian. Setelah sempat terjadi perdebatan, akhirnya massa mahasiswa menyerahkan 6 aribut tersebut untuk disita polisi.
Sementara itu saat melakukan aksi, dengan lantang mahasiswa menuntut kemerdekaan atau pemisahan wilayah Papua dari Indonesia. Mereka juga mendesak pemerintah menuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi manusia (HAM) dan serta penarikan militer organic dari tanah Papua.
"Kemerdekaan adalah bentuk solusi demokratis bagi rakyat Papua. Tuntasan kasus pelanggaran HAM, tarik semua militer organic dari tanah Papua," ujar koordinator aksi, Ligin Walag saat berorasi.
Menurut Ligin, selama ini pemerintah Indonesia telah merebut tanah Papua, hanya untuk kepentingan perut orang-orang indonesia ,mereka melakukan penindasan dan pelanggaran HAM dengan operasi militer. Mereka juga menganggap rakyat papua berbeda secara ras dari mayoritas warga Indonesia.
"Masyarakat Papua itu beda dengan Indonesia, kami ini rakyat Melanesia,"Juga sejarah Indonesia tercatat bahwa,wilayah Indonesia itu dari sabang sampai Amboina, bukan sampai merauke Papua 'tegasnya'.
Seblumnya sempat terjadi ketegangan antara peserta aksi dan aparat kepolisian. Setelah sempat terjadi perdebatan, akhirnya massa mahasiswa menyerahkan 6 aribut tersebut untuk disita polisi.
Sementara itu saat melakukan aksi, dengan lantang mahasiswa menuntut kemerdekaan atau pemisahan wilayah Papua dari Indonesia. Mereka juga mendesak pemerintah menuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi manusia (HAM) dan serta penarikan militer organic dari tanah Papua.
"Kemerdekaan adalah bentuk solusi demokratis bagi rakyat Papua. Tuntasan kasus pelanggaran HAM, tarik semua militer organic dari tanah Papua," ujar koordinator aksi, Ligin Walag saat berorasi.
Menurut Ligin, selama ini pemerintah Indonesia telah merebut tanah Papua, hanya untuk kepentingan perut orang-orang indonesia ,mereka melakukan penindasan dan pelanggaran HAM dengan operasi militer. Mereka juga menganggap rakyat papua berbeda secara ras dari mayoritas warga Indonesia.
"Masyarakat Papua itu beda dengan Indonesia, kami ini rakyat Melanesia,"Juga sejarah Indonesia tercatat bahwa,wilayah Indonesia itu dari sabang sampai Amboina, bukan sampai merauke Papua 'tegasnya'.
- Segera menghentikan semua pelanggaran HAM, seret dan adili para pelaku pelanggaran HAM di Papua ke pengadilan HAM Internasional.
- Menarik militer Indonesia ( TNI, Polri) organik maupun nonorganik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua.
Terpisah, Kasatintelkam Polresta Surakarta, Kompol Fachruddin mengatakan,
penggunaan atribut bintang kejora adalah tindakan terlarang. Pihaknya memberi
penjelasan kepada mahasiswa tentang larangan tersebut.
"Sedikitnya, ada 6 poster dan satu ikat kepala bergambar bintang kejora yang kami sita. Setelah kami beri penjelasan, akhirnya mereka menurut dan menyerahkan atribut tersebut," ujar Fachrudin.
"Sedikitnya, ada 6 poster dan satu ikat kepala bergambar bintang kejora yang kami sita. Setelah kami beri penjelasan, akhirnya mereka menurut dan menyerahkan atribut tersebut," ujar Fachrudin.
0 komentar:
Posting Komentar